Minggu, 18 November 2012

Puisi-Galau


mungkin malam ini adalah malam yang indah
tapi hatiku berkata gudah
serasa aku ingin diubah
tapi ruang lingkup yang memaksa untuk tidak berubah

disini aku berdiri dan siap untuk menerima beban keadaan yang buruk
seperti orang tua yang lagi bungkuk
walau sampai ayam kembali berkukuk
ku akan menahannya sampai punggung seperti mangkuk

saat kamu mulai berpaling

hatiku terasa berguling-guling
seperti pecahnya piring beling
yang hancur berkeping-keping

Jumat, 16 November 2012

LAPORAN PRATIKUM TENTANG RHIZOPUS SP (R.Oryzae)


laporan pratikum tentang
RHIZOPUS SP(R.Oryzae)

DISUSUN OLEH :
SYADDAT AUSI
36


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KAB. BANGKALAN
SMA NEGERI 01 BLEGA
TAPEL 2012-2013

I.            Tujuan
·        Untuk mengetahui tipe respirasipada jamur rhizopus sp (R. oryzae).
·        Untuk mengetahui waktu yang paling tepat mendapatkan kualitas produktivitas rhizopus sp (R. oryzae) yang paling maksimal.
II.         Dasar teori
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.

Ciri-ciri R. oryzae secara umum, antara lain ialah hifa tidak bersekat (senositik), hidup sebagai saprotrof, yaitu dengan menguraikan senyawa organik. Pembuatan tempe dilakukan secara aerobik. Reproduksi aseksual cendawan R. oryzae dilakukan dengan cara membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat sporangiospora. Pada R. oryzae terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak di antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai sporangium). Reproduksi secara seksual dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk progamentangium. Progamentangium akan membentuk gametangium. Setelah terbentuk gamentangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami. Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora. Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium kecambah. Di dalamsporangium kecambah setelah meiosis akan terbentuk spora (+) dan spora (-) yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+) dan hifa (-).

Siklus hidup Rhizopus oryzae
Sifat-sifat Rhizopus oryzae, yaitu koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu, stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan. Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora), rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora. Terdapat sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak. Kolumela oval hingga bulat dengan dinding halus atau sedikit kasar. Rhizopus oryzae memiliki spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder. Suhu optimal untuk pertumbuhan jamur ini adalah 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif
III.       Alat dan Bahan
-         Alat :
·        Panci
·        Pengukus
·        Kompor
·        Penirisan
·        Baskom
-         Bahan
·        ½ kg kedelai
·        Plastic pembungkus
·        Laru
·        Tepung kanji/tapioca 1 sendok teh.
IV.       Prosedur
a.       Pembuatan laru
1.      Memilih tempe yang berkualitas bagus
2.      Mengris tipis dan menjemur sampai kering
3.      Menumbuk alus, diayak dan disimpan ditempat yang kering.
b.       Pembuatan tempe
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Merendam kedelai kurang lebih 6 jam
3.      Mengukus kedelai kurang lebih 30 menit
4.      Mengupai semua kulit kedelai sampai bersih
5.      Mencuci bersih dan mengukus kembali kurang lebih 30 menit
6.      Meniriskan dan mendinginkan kedelai sampai dingin.
7.      Menambah satu sendok the tepung tapioca dan satu sendok the laru, mencampurkannya hingga merata
8.      Membagi adonan menjadi 6 bagian yang sama dan membungkusnya dengan plastic pembungkus.
9.      Tiga bagian yang diberi aerasi, 3 bagian dibiarkan tertutup rapat.
10. Memberikan label A1,A2,A3 pada bagian yang terbuka dan memberikan label B1,B2,B3 pada bagian yang tetutup.
11. Melakukan pengamatan pada hari-1 untuk A1 dan B1. hari ke-2 untuk A2 dan,B2. Haari ke-3 untuk A3 dan B3.




V.          Hasil Pengamatan
NO
Tes Organoleptik
Terbuka
Tertutup
Ket
A1
A2
A3
B1
B2
B3
1
Tekstur
Padat
Padat
Padat
Berbutir
Berbutir
Berbutir
B2 ujung agak padat
B3 ¼ bagian padat
2
Aroma
Harum
Harum tempe
Legit ++
Kedelai
Aroma kedelai -
Agak kecut

3
Warna
Putih
Putih kusam
Coklat
Coklat muda
Kuning kusam
Coklat pucat
A1 ujung hitam
A3 sebagian ada bagian putih
4
Temperature
Hangat
Hangat +
Hangat
Dingin
Dingin
Dingin +


VI.       Pembahasan
Setalah melakukan pengamatan pada pratikum biologi  dan diperoleh table diatas maka dapat dibahas lebih mendalam sebagai berikut.
      Pada pengamatan hari ke-1 untuk tempe di bungkus  A1 dan B1, tes organopleptik dari bungkus  A1 diperoleh tekstur padat, aromanya harum, berwarna putih (ujung hitam) dan bertemperatue hangat, A1 ujungnya hitam dikarenakan ketika saat proses penyucian ada bagian kedelai yang belum terkelupas dari kulit bijinya sehingga menggangu proses fermentasi kedelai. Bereda dengan B1 yang diperoleh tektur berbutir , aroma kedelai, warna coklat muda dan bertemperatur dingin.
Dipengamatan hari ke-2 untuk  A2 dan B2 diperoleh tekstur padat, beraroma harum tempe, berwarna putih kusam dan bertekstur sedikit hangat untuk dibungkush A1 sedangkan dibungkus B2 diperoleh tekstur berbutir (ujung agak padat) , beraroma kedelai -, berwarna kuning kusam dan bertektur dingin, B2 ujung  bertekstur agak padat dikarenakan pembungkus yang di B2 kurang rapat sehingga oksigen bebas bisa masuk dan membantu respirasinya jamur rhizopus oryzae.
Dipengamatan hari ke-3 untuk bungkus A3 dan B3 diperoleh tekstur padat, aroma busuk, berwarna coklat (sebagian ada putih)  dan teksturnya hangat untuk bungkus A3. A3 ada sebagian yang berwarna putih karena jamur rhizopus oryzae tidak sama saat bereproduksi jamur yang masih muda akan berwarna putih dan yang sudah tua atau busuk akan berwarna coklat  sedangkan untuk bungkus B3 diperoleh tekstur berbutir ( ¼ bagian padat), beraroma agak kecut,  berwarna coklat pucat dan bertempertur dingin +. B3 ¼ bagian  bertekstur  padat dikarenakan pembungkus yang di B3 kurang rapat sehingga oksigen bebas bisa masuk dan membantu respirasinya jamur rhizopus oryzae.

VI.       Kesimpulan
Dari pratikum yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa.
٠   Tipe respirasipada jamur rhizopus oryzae adalah tipe respirasi aerob yang melibatkan atau membutuhkan oksigen bebas.
٠   Waktu yang paling tepat mendapatkan kualitas produktivitas saccharomyces cerevisiae yang paling maksimal adalah hari ke-1 dengan pembungkus yang diberi aerasi.

LAPORAN PRATIKUM TENTANG JAMUR SACCHAROMYCES CEREVISIAE.

LAPORAN PRATIKUM TENTANG
JAMUR SACCHAROMYCES CEREVISIAE.

DISUSUN OLEH :
SYADDAT AUSI
36




DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KAB. BANGKALAN
SMA NEGERI 01 BLEGA
TAPEL 2012-2013




I.            Tujuan
·        Untuk mengetahui tipe respirasipada jamur saccharomyces cerevisiae
·        Untuk mengetahui waktu yang paling tepat mendapatkan kualitas produktivitas saccharomyces cerevisiae yang paling maksimal
II.         Dasar teori
Saccharaomyces cerevisiae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces cerevisiae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari :
a) Kapsul
b) Dinding Sel
Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas tunas. Saccharomyces cerevisiae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas per sel, dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang memanjang.
c) Membran Sitoplasma
d) Nukleus
e) Vakuola
f) Mitokondria
g) Globula Lipid
Saccharomyces cerevisiae mengandung lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk globula yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan.
h) Sitoplasma


selain itu Saccharomyces cerevisiae berkembang biak dengan cara berikut:
a)  Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel
b) Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan.
c) Pembentukan askospora. Pada khamir diploid seperti Saccharomyces cerevisiae, meiosis dapat terjadi langsung dari sel vegetatif. Spora berbentuk bulat atau oval dengan permukaan halus.
III.       Alat dan Bahan
-         Alat :
·        Pembungkus
·        Pengukus
·        Kompor
·        Pisau
·        Baskom
-         Bahan
·        ½ kg singkong
·        1 butir koloni jamur saccharomyces cerevisiae
IV.       Prosedur
1.     Menyiapkan alat dan bahan
2.     Mengupas singkong, mencuci dan mengukus selama kurang lebih 30 menit
3.     Mengiris tipis permukaan singkong kemudian menaburi dengan koloni jamur saccharomyces cerevisiae
4.     Membagi menjadi 6 bagian yang sama dengan wadah pembungkus
5.     Tiga bagian diberi aerasi, tiga lainya iarkan tertutup rapat
6.     Memberikan label A1,A2A3 pada bagian yang terbuka dan B1,B2,B3 pada bagain yang tertutup
7.     Melakukan pengamatan pada hari ke-3 untuk A1 dan B2, hari-4 untuk A2 dan B2, hari ke-5 untuk A3 dan B3

V.          Hasil Pengamatan
NO
Tes Organoleptik
Terbuka
Tertutup
Ket
A1
A2
A3
B1
B2
B3
1
Tekstur
Lembut
Kenyal + berair
Lembek
Lembut agak keras
Lembut berair
Lembut + berair

2
Aroma
Legit
Legit+
Legit ++
Legit
Legit +
Legit ++

3
Warna
Kuning pucat+
Kuning pucat ++
Kuning pucat +++
Kuning pucat
Kuning pucat +
Kuning pucat ++

4
Rasa
Manis
Manis+
Agak asam
Kecut
Agak asam
Asam


VI.       Pembahasan
Setalah melakukan pengamatan pada pratikum biologi  dan diperoleh table diatas maka dapat dibahas lebih mendalam sebagai berikut.
      Pada pengamatan hari ke-3 untuk tape di wadah A1 dan B1, tes organopleptik dari wadah A1 diperoleh tekstur lembut, aromanya legit, warna kuning pucat+ dan rasa yang di peroleh manis bereda dengan wadah B1 yang diperoleh tektur lembut agak keras, aroma legit, warna kuning pucat dan berasa kecut.
Dipengamatan hari ke-4 untuk wadah A2 dan B2 diperoleh tekstur kenyal+ dan berair, beraroma legit+, berwarna kuning pucat ++ dan berasa manis+ untuk diwadah A1 sedangkan diwadah B2 diperoleh tekstur lembut dan berair beraroma legit+ berwarna kuning pucat+ dan rasanya agak asam, B2 berasa agak asam karena sedikt lama fermentasi selain itu di tambah bakteri dari luar yang membantu pefermentasi semakin cepat.
Dipengamatan hari ke-5 untuk wadah A3 dan B3 diperole tekstur lembek, aroma legit++, berwarna kuning pucar +++ dan rasanya agak asam untuk wadah A3. A3 berasa agak asam karena terlalu lama fermentasi sehingga bakteri yang ada didalam wadah semakin banyak  sedangkan untuk wadah B3 diperoleh tekstur lembut+ dan berair beraroma legit++ berwarna kuning pecat++ dan rasanya asam. Rasa asam ini karena terlalu lama fermentasi dan bakteri yang ada diluar masuk kedalam kewadah, bakteri yang dari luar akan menyebabkan tape ini melakukan penguraian semakin cepat.
VII.    Kesimpulan
Dari pratikum yang saya lakukan dapat disimpulkan bahwa.
٠   Tipe respirasipada jamur saccharomyces cerevisiae adalah tipe respirasi anaerob yang tidak melibatkan oksigen bebas.
٠   Waktu yang paling tepat mendapatkan kualitas produktivitas saccharomyces cerevisiae yang paling maksimal adalah hari ke-4 dengan wadah tertutup rapat.